Rasio elektrifikasi di Indonesia tergolong rendah. Karena itu, wajar
saja jika tahun ini Perusahaan Listrik Negara (PLN) berupaya menaikkan
rasio itu menjadi setidaknya 70 persen di seluruh provinsi. Maklum saja,
di sejumlah provinsi di Indonesia Timur khususnya, rasio elektrifikasi
masih di bawah 60 persen. Untuk mencapai target itu, PLN telah
menyiapkan dana Rp 5 triliun.
Yang menarik dicermati, PLN kian serius untuk memanfaatkan energi bersih
terbarukan seperti panas bumi (geotermal), matahari, air, dan arus
laut. Selama ini, khususnya untuk wilayah Indonesia Timur dan wilayah
terpencil, PLN kebanyakan memakai bahan bakar minyak yang ongkosnya
tinggi.
Tentu menggembirakan ketika mengetahui bahwa perusahaan setrum negara
ini menyiapkan Rp 900 miliar untuk membangun 100 pembangkit listrik
tenaga surya (PLTS) di wilayah Indonesia Timur. Satu pulau di wilayah
tersebut membutuhkan investasi sekitar Rp9 miliar. Sedangkan targetnya
adalah 100 pulau.
Ke-100 PLTS ini rencananya akan memasok listrik berkapasitas total
18.150 kilowatt pick (KWP). Daya ini bisa mengalirkan listrik ke 30 ribu
pelanggan baru. Investasi yang besar ini diperlukan karena selain
membangun pembangkit, PLN juga akan membangun trafo dan jaringan. Lalu,
PLN juga akan membangun baterai yang berfungsi menyimpan listrik. PLN
memperkirakan, panjang jaringan sambungan yang dibutuhkan untuk
menyalurkan listrik dari 100 PLTS ke pelanggan mencapai 932,25 meter.
PLN juga melirik tenaga arus laut. Wilayah perairan Indonesia, terutama
selat-selat yang menghadap Lautan Hindia dan Samudra Pasifik ternyata
memiliki arus laut yang kuat sehingga menyimpan potensi yang bisa
dimanfaatkan secara maksimal untuk membangkitkan energi listrik dari
sumber energi yang terbarukan.
Di wilayah Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, berdasarkan
hasil riset yang dikembangkan Badan Pengkajian dan PPT dari 10 selat
yang ada di wilayah perairan ini, bisa dihasilkan energi listrik hingga
3.000 MW. Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) telah menyebutkan, pada
2050, energi yang dihasilkan dari lautan bisa mencapai 6.000 MW.
Perlu diingatkan bahwa sepertinya sudah menjadi takdir Tuhan, Indonesia
dianugerahi kekayaan sumber energi yang bervariasi. Selain energi yang
disebutkan di atas, Indonesia juga punya cadangan minyak dan gas bumi.
Batu bara melimpah. Angin juga ada. Panas bumi malah nomor satu terbesar
di dunia. Belum lagi sumber daya alam hayati yang bisa digunakan
sebagai bahan bakar nabati, seperti kelapa sawit, maupun jarak pagar.
Tetapi rupanya beragamnya sumber energi itu, membuat Indonesia tidak
fokus dalam mengembangkan sumber energi alternatif. Semuanya
dikembangkan. Akibatnya, ketika sumber energi primer yakni minyak dan
gas bumi, harganya kian meroket, Indonesia seperti ketinggalan kereta.
Sehingga langkah PLN ini memang selayaknya untuk didukung, karena
bagaimanapun minyak bumi, gas bumi, dan batu bara bakal habis. Kita
butuh energi yang terbarukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar