PEMBELAJARAN
KOOPERATIF
Oleh
: Marsudi
(Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Unesa)

1. Pendahuluan
Bayangkan pada baju yang
kita pakai sehari-hari. Untuk menjadi baju tentunya ada petani yang menanam
kapas, atau petani yang memelihara ulat sutera. Dari kapas atau kepompong ulat
sutera ada lagi orang yang memintalnya menjadi benang. Untuk merwarnai benang
tetunya ada orang yang spesialis membuat zat pewarna. Selanjunya benang
tersebut ditenun orang menjadi kain. Oleh penjahit baru dipotong dan dijahit sehingga
menjadi baju. Dalam kenyataan hidupnya manusia tidak bisa hidup sendiri mereka
harus bergotong royong. Oleh karena itu gotong royong harus dikenalkan pada
siswa, karena mereka nantinya merupakan bagian dari masyarakat. Adapun untuk
memperkenalkan keterampilan-ketrampilan sosial ini, dipergunakan model
pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran yang akhir-akhir ini sangat populer. Beberapa ahli menyatakan
bahwa model pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu siswa
memahami konsep-konsep yang sulit, tetapi juga sangat membantu siswa
menumbuhkan kemampuan kerja sama, berpikir kritis, kemauan membantu teman
kelompok dan sebagainya.
2. Pengertian
Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif
merupakan ide lama. Semenjak abad pertama setelah masehi, para filosof sudah
mengemukan bahwa agar seseorang belajar, dia harus memiliki teman belajar.
Dalam pembelajaran kooperatif siswa
akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka
dapat saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya (Slavin,
1995: 227).
Di dalam kelas kooperatif
siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang
siswa, campuran siswa berkemampuan tinggi, sedang, rendah, jenis kelamin dan
suku/ras (heterogen) serta saling membantu satu sama lain. Selama belajar secara kooperatif siswa tetap
tinggal dalam kelompoknya selama beberapa minggu. Mereka diajarkan keterampilan-keterampilan
khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti
menjadi pendengar yang aktif, memberi penjelasan kepada teman sekelompok dengan
baik, berdiskusi, dan sebagainya. Agar terlaksana dengan baik, siswa diberi
lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk
diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai
ketuntasan materi yang disajikan guru dan saling membantu teman sekelompok
mencapai ketuntasan materi. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam
kelompok belum menguasai bahan pembelajaran.
Agar pembelajaran kooperatif
dapat berjalan secara efektif, unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang
perlu ditanamkan kepada siswa adalah sebagai berikut (Lundgren L, 1994: 5).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar