Label

Minggu, 12 Agustus 2012

PEMBELAJARAN KOOPERATIF


PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Oleh : Marsudi
(Staf  Pengajar Jurusan Teknik Mesin Unesa)
 


1. Pendahuluan
Bayangkan pada baju yang kita pakai sehari-hari. Untuk menjadi baju tentunya ada petani yang menanam kapas, atau petani yang memelihara ulat sutera. Dari kapas atau kepompong ulat sutera ada lagi orang yang memintalnya menjadi benang. Untuk merwarnai benang tetunya ada orang yang spesialis membuat zat pewarna. Selanjunya benang tersebut ditenun orang menjadi kain. Oleh penjahit baru dipotong dan dijahit sehingga menjadi baju. Dalam kenyataan hidupnya manusia tidak bisa hidup sendiri mereka harus bergotong royong. Oleh karena itu gotong royong harus dikenalkan pada siswa, karena mereka nantinya merupakan bagian dari masyarakat. Adapun untuk memperkenalkan keterampilan-ketrampilan sosial ini, dipergunakan model pembelajaran  kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang akhir-akhir ini sangat populer. Beberapa ahli menyatakan bahwa model pembe­lajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit, tetapi juga sangat membantu siswa menumbuhkan kemampuan kerja sama, berpikir kritis, kemauan membantu teman kelompok dan sebagainya.

2. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan ide lama. Semenjak abad pertama setelah masehi, para filosof sudah mengemukan bahwa agar seseorang belajar, dia harus memiliki teman belajar.
            Dalam pembelajaran kooperatif siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya (Slavin, 1995: 227).
Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa, campuran siswa berkemampuan tinggi, sedang, rendah, jenis kelamin dan suku/ras (heterogen) serta saling membantu satu sama lain.  Selama belajar secara kooperatif siswa tetap tinggal dalam kelompoknya selama beberapa minggu. Mereka diajarkan keteram­pilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang aktif, memberi penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik, berdiskusi, dan sebagainya. Agar terlaksana dengan baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelom­pok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan guru dan saling membantu teman sekelompok mencapai ketuntasan materi. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pembelajaran.
Agar pembelajaran kooperatif dapat berjalan secara efektif, unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang perlu ditanamkan kepada siswa adalah sebagai berikut (Lundgren L, 1994: 5).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar